Monday, April 21, 2008

mengapa harus warna itu?

Tanpa sadar saya memperhatikan isi kotak baju saya, ternyata di sana warnanya hampir seragam. Saya temukan warna-warna biru, coklat muda, hitam, abu-abu, sedikit putih serta lebih sedikit lagi warna-warna yang lain. Mengapa? Apakah ini berarti saya menyukai warna tertentu sehingga tidak terlalu tertarik untuk mencoba warna yang lain?
Sudah pasti banyak dari kita yang sering membaca berbagai artikel tentang warna yang digemari seseorang berhubungan dengan kecenderungan sifatnya. Pasti kalau kebetulan benar dan cocok sebagian dari kita akan mengiyakan, akan tetapi kalau ternyata banyak perbedaan maka sebagian dari kita akan mencoba menafikan. Bahkan saya juga pernah membaca artikel tentang hubungan warna kesukaan dengan aktifitas seksual orang yang bersangkutan. Sedikit berlebihan menurut saya, tetapi mungkin ada benarnya juga.
Mengapa sih kok harus warna yang itu-itu saja? Saya sendiri juga tidak terlalu paham, tetapi ketika saya dihadapkan pada warna-warna yang harus saya pilih, tidak sedikitpun terlintas dalam pikiran saya untuk memilih warna lain, kalau ada warna biru itu akan saya pilih pertama kali, kemudian mungkin abu-abu, lalu hitam, kemudian mungkin saya akan pasrah dengan apa saja yang ada ketika warna-warna favorit saya tidak ada.

Nah, kalau saya punya warna favorit, bagaimana dengan anda?

Labels:

Tuesday, April 08, 2008

dilema

Sebuah keputusan telah diambil, tetapi benarkah itu keputusan terbaik? Seringkali apa yang menjadi pertimbangan pengambilan keputusan itu tidak dapat diterima oleh orang lain, sekali lagi, benarkah itu keputusan terbaik?
Saat menghadapi banyak pilihan, kali ini saya harus menghadapi berbagai pilihan yang sangat tidak enak untuk diputuskan. Setiap pilihan berarti merugikan buat orang lain di sekitar saya, dan termasuk orang-orang yang saya sayangi (dan cintai). Tetapi saya harus melakukannya, sebelum terlambat tentunya.
Resiko yang ada sebenarnya sudah terbayang, akan tetapi segenap indera saya yang terbatas ini mencoba untuk mengambil jalan terbaik yang bisa saya lakukan untuk saya, dan orang-orang terkasih di sekitar saya. Sekali lagi, bukan hanya untuk saya sendiri. Namun, setiap kali keputusan diambil pasti akan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan dan ternyata itu terjadi!
Tanpa tedeng aling-aling saya dicaci, dimaki, dan dituduh yang bahkan tidak setitikpun terpikir di benak saya. Tetapi itu adalah sebuah pilihan yang berat, tidak mungkin ada pilihan yang benar-benar win-win solution, selalu ada yang dikorbankan dan mengorbankan. Apakah kali ini saya mengorbankan orang-orang terkasih saya? Mudah-mudahan tidak.. mudah-mudahan, karena apa yang saya putuskan akan menjadi yang terbaik untuk semuanya. Mudah-mudahan...

Labels:

Wednesday, April 02, 2008

POLRI

Beberapa hari ini banyak offline message yang masuk ke YM saya dengan bunyi senada :
 
"Segala pelanggaran dijalan baik naik motor/mobil jangan coba suap uang pada polisi biarpun ditawari damai krn bisa jadi itu adalah pancingan. Lebih baik minta ditilang nanti diurus dipengadilan. Instruksi Kapolri kepada jajaran polisi, bagi yang bisa membuktikan warga yg menyuap polisi, dpt bonus 10 jt/warga, dan yang menyuap kena hukuman 10 th. Harap jangan main2. Info tsb byk yg tdk tahu, bisa jadi ada oknum polisi cari2 kelengahan kita biar menyuap, jangan terpancing menyuap Polisi"

Mungkin anda sekalian (tentunya yang membaca blog ini saat-saat ini) juga menerima pesan senada. Atau malah salah satu di antara anda-anda ini adalah orang yang menulis pesan itu? Betapa beruntungnya saya kalau memang seperti itu.

Membahas perilaku petugas berseragam cokelat itu memang tidak ada habisnya bahkan tidak pernah berhenti membuat geram. Apalagi belum lama ini saya juga berhadapan dengan oknum yang memancing 
saya untuk mengeluarkan kata - kata kasar dan menurut saya sepadan dengan kelakuan mereka 
yang tanpa tedeng aling aling menipu pelanggar agar mereka mendapat keuntungan pribadi, meski 
alhamdulillah masih ada yang membantu saya menyelesaikan masalah itu, tidak terduga memang 
tetapi sangat berarti. Dengan visi mereka "mampu menjadi pelindung Pengayom dan Pelayan Masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia, Pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera" (sumber = http://polri.go.id), rasanya aneh melihat ulah oknum mereka di lapangan yang justru melakukan perbuatan yang bertolak belakang.

Terus terang  saya sendiri tidak tau pesan di atas benar atau tidak tetapi saya sangat setuju dan menghimbau kepada teman-teman untuk berhati-hati, sama sekali tidak ada gunanya berurusan dengan para oknum itu. Ulah mereka benar-benar merusak citra institusi 
dan bahkan - parahnya - membuat teman- teman yang tidak melakukan perbuatan itu 
menjadi ikut terkena imbasnya.  Dan yang paling penting, mereka yang harusnya jadi pengayom masyarakat malah jadi meresahkan masyarakat yang notabene adalah orang 
yang membayar gaji mereka. Apakah kita (melalui negara) masih kurang memberi gaji sehingga mereka masih perlu melakukan hal-hal seperti itu? Allahu'alam.
 

Labels: