dia...
Dia kadang menyenangkan, tapi tak jarang ia menyakitkan. Seperti sebilah scalpel yang baru dibuka dari bungkusnya dan menyayat kulit mengalirkan darah segar. Atau seperti analgesik meredakan sakit yang sangat. Dan tidak jarang merubah dirinya menjadi seperti candu.
Seperti candu, ia meracuni setiap milimeter kubik darah manusia. Menimbulkan addiksi yang tidak mampu ditolak setiap manusia untuk ikut merasakannya. Dia indah, dia melenakan dan dia menghanyutkan.
Dan saya menikmatinya, menikmati setiap sayatannya. Meresapi setiap keinginan untuk mengulanginya dan merasainya lagi. Setiap luka itu menganga kembali, rasanya bekas jahitannya tidak menghalangi saya untuk menyayat lagi di tempat yang sama, dan begitu seterusnya. Bahkan ratusan sayatannya makin membuat saya untuk memintanya lagi.
Dia... dengan sayatannya... dan dengan candunya... mampu mengembarakan hidup setiap manusia ...
Dia... cinta...
duwh.. sepertinya saya jatuh cinta lagi...