Tuesday, July 04, 2006

kisah cinta juminten

Juminten memejamkan mata saat tubuh besar di bawahnya melenguh panjang kemudian melemah dan terdiam. Ia tidak menikmati sentuhan ini, tetapi ia tetap menjalaninya sambil terus berusaha mencari kepuasan untuk dirinya sendiri. Namun, kadang ia juga ditinggalkan seperti sekarang ketika pasangannya mencapai puncak terlebih dahulu.

Juminten sadar bahwa setelah hari ini ia akan ditinggalkan. Seperti lelaki-lelaki sebelumnya, ia menghapal gerak-gerik lelaki-lelaki itu. Diawali komunikasi yang mulai menurun kualitasnya, disusul kuantitas, lalu kemudian nyaris hambar. Pertemuan-pertemuan pun mulai tanpa sesuatu yang bisa dianggap sebagai pertemuan istimewa selain hubungan badan yang memang tujuan dari pertemuan itu.

Selalu saja sama, tiba-tiba handphone-nya berdering dengan suara seseorang di ujung sana ingin datang ke kos Juminten. Lalu tidak lama kemudian kamarnya diketuk, dan seorang pria masuk sembari perlahan menutup pintu. Tidak ada basa-basi, seperti awal hubungan mereka dulu. Tidak ada rayuan indah seperti saat mereka saling menyukai dulu. Entah bagaimana selalu seperti itu dan berakhir dengan lenguhan dan basah oleh butiran keringat. Dan seperti yang sudah-sudah dalam diamnya menerawang langit dengan tubuh tanpa busana Juminten selalu bingung ingin menikmati atau justru menghindari hubungan seperti itu.

Juminten seorang wanita muda yang cantik, sederhana, cerdas dan bersahaja. Dalam kehidupannya ia seorang mahasiswi yang cukup pandai, punya banyak teman, bahkan pekerja part time di sebuah institusi sosial yang cukup cakap. Namun sayang kehidupan cintanya tidak sebaik kehidupannya yang lain. Beberapa lelaki pernah dekat dengannya dan mereka semua ”berhasil” menidurinya. Kebaikan hati dan totalitas Juminten dalam berhubungan dengan memberikan semua apa yang ia miliki ternyata hampir selalu dimanfaatkan oleh pasangannya untuk menikmati tubuh moleknya. Bandi, Nyoto, Handoko, dan beberapa nama lagi pernah hadir dalam hidupnya. Tidak perlu ”i love u”, tidak juga ” i miss u” atau kata-kata indah lain, ketika pasangannya meminta Juminten selalu memberikan. Cukup aneh tetapi Juminten menikmati, pada awalnya. Namun semua akhirnya sama, bosan dan kemudian meninggalkannya. Dan kemudian Juminten sendiri lagi untuk beberapa waktu ke depan.

”untuk apa tubuh ini, hanya untuk dinikmati laki-laki kah?”

Tertegun Juminten berdiri telanjang di depan cermin kamarnya ketika laki-laki itu telah meninggalkannya sendirian. Rambutnya masih berantakan, beberapa bekas memerah tampak di sekitar payudara indahnya. Juminten meraba payudaranya kemudian.

”cintakah aku pada laki-laki yang baru saja bercinta denganku?”

”tidak aku tidak mencintainya”

” aku kasihan padanya”

”tapi mengapa aku selalu tidak bisa menolak saat dia datang, saat dia mulai menyentuh tubuhku?”

Juminten terduduk dan menangis. Selanjutnya kenangan pengalaman yang baru saja di alami membuat tubuhnya bergidik, kulitnya seakan gatal, dan perutnya mual.

Sore itu kembali Juminten menangis tersedu di kamar mandi setelah berjam-jam menggosok tubuhnya namun gatal di kulitnya serasa tidak hilang, entah beberapa kali ia muntah, tetapi mualnya selalu datang. Dan yang mampu dilakukannya hanya menangis hingga sepi menyelimuti dan gelap hari menaungi hingga tanpa sadar ia telah berada di tempat tidur, sendiri, tanpa busana, dan terlelap tanpa mampu berharap cinta yang lain esok hari karena laki-laki itu baru saja mengirim pesan singkat ke handphone-nya.

”sorry i have to go, thanks for everything”

2 Comments:

Blogger see'get said...

hmmm, cerita yg bagus coy, bener2x nyata ta ? atau buat sendiri ?
tp lumayan hot, ngebacanya, apalagi
malang cuacanya lg dingin :D
kasihan banget Juminten, semoga lo bukan termasuk salah satu lelaki idung jerapah-nya heheheee...

top deh, ada lg cerita yg laen ne, bos ? :D

4:03 PM  
Blogger Youth Die said...

makasih git, itu cuman cerita kok.. kalo ada kesamaan nama atau kisah mohon dipersori ajah..

3:35 PM  

Post a Comment

<< Home