Wednesday, June 14, 2006

saya tidak mampu bercerita

Ingin rasanya saya bercerita banyak tentang apa yang saya lihat hari ini. Tapi saya tidak mampu. Cukuplah kalian semua menyaksikan berita di televisi itu, cukuplah sudah air mata saya menetes karena tidak mampu menahan mirisnya hati. Tolong jangan paksa saya bercerita karena saya tidak akan mampu.

Kuatkah hatimu menahan iba ketika orang-orang itu sedang merintih, meringis, bahkan hampir tanpa harap karena luka-luka di tubuhnya belum tertangani di dekatmu? Sebagian besar dari kalian pasti akan meneteskan air mata. Saya juga...

Tegarkah hatimu saat melihat mayat-mayat terbungkus mulai dikubur satu per satu dan diiringi raungan tangis-ya! raungan dan bukan isakan-dari kerabat dekat dan tetangga-tetangganya, bahkan tanpa dimandikan lagi karena tubuh mereka sudah tidak utuh lagi. Tegarkah hatimu? Saya tidak..

Mampukah matamu untuk tidak meneteskan air mata melihat mereka memperhatikan dan meratapi puing-puing rumah mereka, meratapi nasib mereka yang kehilangan harta dan sanak keluarga. Bahkan ketika seorang ibu tua menunjukkan kantung kain sebesar kepalan tangannya seraya berkata "cuman ini harta saya sekarang, semuanya sudah tidak ada lagi..." kemudian ia membuka kain itu dan hanya berisi beberapa lembar uang rupiah. Saya tidak sanggup untuk tidak meneteskan air mata...saya tidak sanggup...

Cukup sudah cerita saya tentang itu, saya sudah tidak mampu bercerita lagi. Setiap mengulangi cerita itu hanya keprihatinan yang saya rasakan.

Saudara-saudara saya para korban bencana, kuatlah, tegarlah, mari kita bangun kembali tanah mataram tercinta ini.


Sekali lagi maaf saya tidak mampu menceritakan lebih detail, terlalu banyak dan terlalu menyedihkan untuk diceritakan. Doakan saja kami mampu bangkit dari petaka ini..



Bantul, 29 Mei 2006, 23.30 WIB

0 Comments:

Post a Comment

<< Home