Tuesday, November 21, 2006

perjalanan menembus pagi

Kereta berderak perlahan, tanpa penumpang lain, tanpa masinis, hanya berisi seonggok tubuh usang yang mulai jenuh dengan hidupnya di dunia. Haha.. jenuh! selalu berhasil menjadi argumentasi yang tepat untuk mengamankan diri dari setiap tekanan orang lain, dan akhirnya tubuh itu juga lelah selalu berargumen.
Perjalanan masih panjang, oksigen tubuhnya hampir habis, otaknya hampir berhenti berpikir. Hanya detak perlahan jantungnya yang menandakan tubuh itu masih hidup, meski berada pada batas akhir penantian.
Tiba-tiba cahaya itu datang, awalnya hanya berupa titik putih yang semakin nyata, kemudian membesar. Menerangi moncong, lokomotif, dan sebagian badan kereta. Tubuh itu seperti mendapat tenaga ekstra, untuk sekedar membuka mata.
Akhirnya kereta itu menembus cahaya, ya cahaya itu, cahaya yang terang, dan cahaya itu adalah pagi. Pagi yang memberi semangat baru, pagi yang menumbuhkan cita-cita baru, pagi...

Saya butuh pagi itu... saya butuh cahaya itu... saya butuh... pagi...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home