Friday, August 13, 2004

Libby

"...Rasa sukaku terhadap wanita tak akan seharga setipis selaput dara.aku bukan jenis lelaki egois yang harus mendapatkan bercak darah dari sebuah robekan di malam pertama..."
- "Libby" Langit Kresna Hariadi -

Pernah baca Libby? Semalam saya baca, pinjem dari koleksi buku adik saya. Baca deh! Kisah seorang laki-laki "perawan" dari keluarga super kaya yang akhirnya menikah dengan seorang mantan wanita panggilan dan pernah divonis "positif" HIV. Karena memang dia tidak ingin menikahi wanita baik-baik, dia tertantang untuk menikahi manusia yang sudah "rusak" untuk kemudian diajak ke jalan kebaikan.
Yang membuat saya terkesan, tokoh sentral nya di gambarkan sebagai laki-laki yang taat beragama. Lengkap dengan segala kelebihan khas sebuah novel.
Sesaat setelah menyelesaikan bacaan saya, saya sempat merenung. Benarkah sebuah keperawanan penting dalam hidup ini? Banyak alasan untuk membuat seorang laki-laki atau perempuan menjadi tidak perawan kan? Ini bukan sebuah pembelaan diri karena keperawanan saya di ambil oleh sepasang jari dan secolek sabun, atau apapun istilahnya, sekali lagi bukan. Saya hanya heran dengan sebagian orang yang mementingkan selapis hymen yang utuh untuk menandakan dia wanita baik-baik atau tidak baik-baik. Dan lebih tidak adil lagi, standar untuk ukuran keperawanan itu tidak berlaku bagi seorang laki-laki!
Ingin saya bermimpi bahwa telah ditemukan teknologi di bidang kedokteran yang dapat membuat hymen kembali utuh sempurna seperti sedia kala, tapi bagaimana mungkin? Wallahu alam....

8 Comments:

Blogger nana said...

Saya sudah baca Libby! Hihi, saya juga baca dari sore sampai malam dan setelah itu saya jadi susah tidur. Hihihi ketularan penyakit pemeran utamanya.

Saya salut dengan keputusan tokoh utamanya. Pemikirannya tentang keperawanan juga bagus. Dia tidak menuntut calon istrinya masih perawan, tapi dia mati-matian menjaga keperawanannya. Waaah, baru kali ini saya lihat yang seperti itu. Biasanya, wanitalah yang berada di posisi itu.

Langit Kresna Hariadi juga cukup berani dalam menentukan akhir ceritanya. Hihihi, biasanya orang berkutat di 'happy ending' tapi ini tidak begitu. :)

2:32 PM  
Blogger nana said...

This comment has been removed by a blog administrator.

2:34 PM  
Blogger Youth Die said...

@nana

wah... sudah lama sekali sejak saya baca cerita itu na..
Hahaha... tapi memang membekas saja karena kebetulan saya sepaham dengan tokoh utamanya

salam dan terima kasih udah mampir :)

2:35 AM  
Blogger nana said...

dhie: saya tadinya iseng googling tentang libby. ternyata sampai di tempatnya dhie. selesai komen, baru nyadar kalo dhie bacanya udah beberapa tahun yang lalu.

saya dapet buku itu pas ada obralan buku bekas. saya malah jadi pengen ngangkat novel ini ke khalayak ramai, biar pada nyari novel ini. hihihi. cuma, saya belum sempet nulis review yang bagus.

4:16 PM  
Blogger Youth Die said...

Biar bukunya di cetak ulang yah?
sepertinya buku ini pernah di kupas di salah satu forum seminar gitu.. cuman saya lupa :D

5:26 PM  
Blogger nana said...

haha iya kali ya, biar bukunya dicetak ulang. atau setidaknya, biar bukunya dicari dan dibaca orang-orang. hihihi...

8:20 PM  
Blogger Youth Die said...

paling gampang sih di bikin seminar.. atau di bikin sinetron :D

2:25 AM  
Blogger nana said...

kekeke kalo itu sudah bukan kapasitas saya lagi donk

2:26 PM  

Post a Comment

<< Home